JMDN logo

Dapur Sehat Kampung KB Ganti Menu Sebulan Sekali Atasi Stunting

📍 Innovasi Desa
26 Juli 2025
10 views
Dapur Sehat Kampung KB Ganti Menu Sebulan Sekali Atasi Stunting

Kota Semarang, 26/7 (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengganti variasi menu di Dapur sehat atasi stunting (Dashat) yang ada di setiap kampung Keluarga Berkualitas (KB) untuk mengatasi stunting dan mencegah agar anak tidak bosan.


"Kita lebih ke pendekatan sensitif bukan spesifik, jadi mengedukasi, meski Dashat belum ada di seluruh desa dan kelurahan, tetapi seluruh tim pendamping keluarga (TPK) kita arahkan untuk mengganti variasi menu, dan sebagian besar anak-anak itu juga suka menunya," kata Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto di Kampung KB Kolaka, Kelurahan Jatirejo, Kota Semarang, Jumat (25/7) malam.


Ia memaparkan, saat ini ada 72 ribu Kampung KB di seluruh Indonesia, dan hampir 48 ribu di antaranya sudah terdapat kelompok kerja (pokja) Dashat. Ke depan, seluruh Kampung KB akan didirikan Dashat dengan bantuan dari dana alokasi fisik (DAK).


"Yang didukung dari Kemendukbangga/BKKBN belum semuanya, kalau berhasil akan diperluas ke seluruh kelurahan. Untuk makanan yang diberikan ke anak-anak ini kita juga perlu memastikan agar yang makan bukan anggota keluarga lainnya," ujar dia.


Menu yang diberikan untuk bayi berisiko stunting diutamakan banyak mengandung protein. Berdasarkan pantauan, menu makan malam yang diberikan pada balita di Kampung KB Kolaka saat itu yakni nasi tim dengan ikan kuah kuning. Balita yang hadir terlihat menikmati suapan demi suapan yang diberikan.


Selain ikan, protein yang diberikan pada balita sehari-hari terdiri atas sop ayam, sop ikan, dan makanan-makanan yang mengandung lemak tinggi untuk mendukung pertumbuhan balita.


 


Masyarakat di Kampung KB Kolaka juga dilatih untuk menggunakan rempah-rempah sebagai pengganti vetsin atau MSG, yang berasal dari sari-sari lauk yang disajikan seperti kepala udang, ayam, daging, maupun sumber protein lainnya.


Ketua Rumah Data Kependudukan Kelurahan Jatirejo Dwi Sayekti Kadarini mengemukakan, telur yang diberikan untuk anak-anak stunting di Kampung KB Kolaka berasal dari produk lokal, yakni ayam Kampung Unggul Balitbangan (KUB).


"Ayam KUB itu diberikan kalau ada anak yang rawan stunting, satu bulan sekali PKK Kelurahan membantu kepada balita yang rawan stunting, kemudian masyarakat juga kita edukasi untuk budidaya lele di galon bekas," kata Dwi. (ANTARA/Budiyanti Prameswari)

Berita Populer

Berita Populer